JAKARTA, JITUNEWS.COM - Ketua umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana meminta kepada pemerintah untuk melakukan langkah kajian yang mendalam terkait dengan akan di lakukannya langkah impor kerbau dari India.
"Indiakan negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), kendati ada kebijakan yang berbasis Zona, tetapi kemungkinan akan masuknya penyakit PMK di tanah air sangat besar," demikian kata Ketua umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana, saat di hubungi Jitunews.com, Sabtu(16/7).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemerintah terlebih dahulu perlu melakukan langkah analisis resiko, melihat setiap kemungkinan akan dampak dari langkah impor tersebut.
Mentan Syahrul Operasi Pasar Bawang Putih dan Cabai di Solo
"Pemerintah perlu melakukan langkah peninjauan kembali atas keputusan tersebut karena resikonya akan sangat besar bagi para peternak lokal," demikian katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa selain keraguannya akan adanya resiko masuknya penyakit mulut dan kuku di tanah air (PMK), masuknya daging kerbau impor dengan kisaran harga yang sangat murah akan sangat mempengaruhi para peternak sapi lokal.
"Pasti akan memberi dampak pada peternak lokal,"ujarnya.
Hal tersebut dikatakan Budi untuk menepis anggapan dari pihak Kementan yang mengatakan bahwa masuknya daging sapi impor tidak akan mengganggu ternak lokal.
"Kata siapa tidak mengganggu, pasti ada efeknyalah bagi peternak lokal," tukasnya.
Agar Distribusi Pupuk Lancar, Kementan Ingatkan Pemda Segera Percepat Realisasi