JAKARTA, JITUNEWS.COM — Sekitar 17.105 ternak, khususnya babi di Luwu Timur mati karena diserang virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika. Jumlah itu berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur periode 12-15 Mei 2023.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, Amrullah Rasyid mengatakan populasi babi Luwu Timur mencapai 38.556 ekor. Artinya, jumlah babi yang mati karena ASF nyaris setengah populasi.
Amrullah Rasyid mengatakan, babi yang mati itu tersebar di 11 kecamatan. Menurutnya, angka kematian terbesar terjadi di Kecamatan Tomoni Timur, yakni 8.598 dari populasi 12.054 ekor.
Kenali Efek Samping Vaksin Covid-19 di SehatQ
"Dalam beberapa hari terakhir, tingkat kematian babi di Luwu Timur mengalami peningkatan cukup signifikan," kata Amrullah Rasyid dalam keterangannya, disitat Rabu (17/5).
Terkait ASF atau flu babi afrika, drh I Gusti Ngurah mengatakan penyakit tersebut disebabkan oleh virus Genus Asfivirus Family. Ia menjelaskan bahwa virus itu menyerang ternak babi dan babi liar di semua umur.
Tingkat fatalitas babi akibat ASF mencapai 100 persen. Virus tersebut bukan zoonosis, tapi bisa menyebabkan kerugian ekonomi besar-besaran karena belum ditemukan vaksin maupun obat untuk ASF.
"Untuk daya tahan, virus ASF dalam beberapa material tanpa perlakuan apapun," ujar Gusti Ngurah.
"Bisa bertahan antara lain, urin sampai dengan 15 hari, feses sampai dengan 160 hari, daging babi olahan yang disimpan pada suhu ruang sampai dengan 105-300 hari, dan daging babi beku sampai dengan 1.000 hari," lanjutnya.
Seiring meluasnya cakupan ASF, diperkirakan angka kematian ternak, khususnya babi, di Luwu Timur akan terus bertambah.
Waspada Curah Hujan Ekstrem, 5 Makanan Ini Ampuh Cegah Flu