JAKARTA, JITUNEWS.COM – Kerugian material dan nonmaterial menimpa usai Indonesia diputuskan batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Akibat pencabutan status host oleh FIFA itu, kerugian yang ditanggung ditaksir mencapai Rp3,7 triliun.
Setiap negara tentu berhasrat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Mereka bahkan harus bersaing untuk mendapatkannya, begitu pun Indonesia. Tak sampai di situ, infrastruktur stadion perlu dipersiapkan sebaik mungkin dengan pengerahan anggaran yang tak sedikit.
Partai Solidaritas Indonesia termasuk pihak yang menyesalkan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Peristiwa pahit terkait olahraga kulit bundar baru-baru ini diharapkan tak terulang pada masa mendatang.
Profil Benny K Harman, Politikus Demokrat yang Ancam Buka Dosa DPR
"Kontestasi itu sudah lama persiapannya, bukan ujug-ujug. Jadi kelihatan sekali bodohnya sampai dibatalkan,” kata Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas dalam keterangannya, Senin (3/4).
“Tapi sekarang nasi sudah jadi bubur, kebodohan ini hendaknya bisa jadi pelajaran bagi generasi mendatang. Jangan diulangi lagi," lanjut dia.
Adapun kerugian yang ditaksir oleh Menparekraf Sandiaga Uno sebesar Rp3,7 triliun dinilai tidak mengada-ada. Pasalnya biaya renovasi seluruh stadion yang semestinya jadi venue Piala Dunia U-20 tembus Rp500 miliar.
"Lalu proyeksi kunjungan wisatawan mancanegara yang diperkirakan bakal lebih dari 50 ribu orang,” ujar Andre.
"Belum lagi hotel-hotel di sekitar venue yang sudah dipesan kamarnya. Jadi Rp3,7 triliun itu jumlah minimal,” terusnya.
Sementara itu, terkait kerugian nonmaterial, mimpi pesepakbola muda Tanah Air untuk berlaga di ajang kelas dunia telah buyar.
PKB Amini Koalisi Besar Asalkan Muhaimin Iskandar Capresnya