JAKARTA, JITUNEWS.COM - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, pada Jumat (31/3) mengatakan bahwa negara-negara Barat sudah membuat kesalahan dengan meremehkan kemampuan ekonomi Rusia untuk beradaptasi dengan kebijakan sanksi.
Menurut Orban, Moskow telah menunjukkan dapat menyesuaikan ekonominya dengan pembatasan menyusul gelombang pertama sanksi Barat, yang diperkenalkan setelah wilayah Semenanjung Krimea memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bersatu kembali dengan Rusia pada 2014.
"Saya ingat dengan baik bahwa pada tahun 2015 kami mengekspor banyak produk makanan ke Rusia...Dalam tiga tahun, Rusia telah membangun pertanian dan industri makanannya sedemikian rupa sehingga jika Hongaria ingin mengekspor makanan ke sana hari ini, itu tidak akan berhasil atau menjadi jauh lebih sulit daripada sebelum diberlakukannya kebijakan sanksi," kata Orban kepada Kossuth Radio.
AS Mulai Kehabisan Rudal Jarak Jauh untuk Dikirim ke Ukraina
Ia menambahkan bahwa ekonomi Rusia telah menunjukkan ketangguhannya terhadap sanksi dan "meremehkan" kemampuan suatu negara "sebesar" Rusia untuk beradaptasi dengan kebijakan itu merupakan sebuah "kesalahan fatal".
Orban sebelumnya juga sudah menegaskan bahwa kebijakan sanksi anti-Rusia hanya akan berdampak buruk terhadap perekonomian Eropa sendiri, seperti membuat harga energi melonjak.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal Maret kemarin mengatakan bahwa negaranya berhasil selamat meski banyak perusahaan asal negara Barat yang hengkang dari pasar Rusia. Putin juga mengatakan bahwa ekonomi Rusia sudah berkembang dengan cara baru, dengan PDB diharapkan mengalami pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini.
Menurut Putin, perdagangan luar negeri Rusia tumbuh lebih dari 8% tahun lalu, sementara inflasi diperkirakan hanya sekitar 4% tahun ini.
Prancis Sebut China sebagai Satu-Satunya Negara yang Dapat Damaikan Akhiri Konflik Rusia-Ukraina