Jitunews.Com
30 Maret 2023 21:45 WIB

Kiev Minta Perusahaan Energi Eropa Sisihkan Laba untuk Pemulihan Ukraina

Menteri Energi Ukraina mengatakan bahwa konflik Rusia-Ukraina sudah membuat perusahaan energi asal Eropa meraup keuntungan dalam jumlah besar

Bendera Ukraina (istimewa)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan minyak besar Eropa telah meraup keuntungan besar sebagai akibat dari konflik di Ukraina, sehingga mereka harus membayar untuk membangun kembali infrastruktur Ukraina yang hancur akibat serangan Rusia.

Dalam sebuah wawancara dengan Politico pada Rabu (29/3), Galushchenko mengklaim bahwa perusahaan minyak dan gas telah menghasilkan keuntungan tak terduga lebih dari USD 200 miliar sebagai akibat adanya perubahan harga energi global, sehingga mereka harus mentransfer sebagian dari dana tersebut kepada Ukraina.

Perubahan harga energi tersebut salah satunya disebabkan oleh kebijakan sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia selama setahun terakhir sebagai tanggapan atas serangan militer di Ukraina.



Pasokan Minyak Global Diprediksi Berkurang dalam Beberapa Tahun ke Depan

Menurut laporan media, perusahaan minyak besar Eropa, diantaranya Shell, BP, Exxon Mobil, Chevron, dan TotalEnergies, sudah membukukan laba gabungan sebesar USD 196,3 miliar sepanjang tahun 2022 kemarin, dimana laba tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa untuk industri ini.

“Saya pikir akan adil membagi uang ini dengan Ukraina. Maksud saya, untuk membantu kami memulihkan, membangun kembali sektor energi,” kata Galushchenko, seraya menambahkan bahwa rekor keuntungan tersebut telah dicapai semata-mata karena konflik di negaranya.

Menurut penilaian terbaru oleh pemerintah Ukraina, Bank Dunia, Komisi Eropa, dan PBB, perkiraan biaya rekonstruksi dan pemulihan negara tersebut akan mencapai lebih dari USD400 miliar.

Menteri energi Ukraina juga meminta Barat untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk menutup celah yang memungkinkan produsen energi Rusia untuk melanjutkan ekspor dan menghindari kebijakan sanksi.

PM Jepang Akui Negaranya Sangat Butuh Komoditas Energi dari Rusia
Halaman:
  • Penulis: Tino Aditia

Rekomendasi

 

Berita Terkait