JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menegaskan bahwa Hungaria tidak akan menyetujui rencana Ukraina yang ingin bergabung menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa, selama pemerintah di Kiev terus melakukan diskriminasi atau tindakan yang tidak adil terhadap etnis minoritas Hungaria yang tinggal di wilayah Transcarpathia.
Szijjarto menambahkan bahwa dia mengangkat masalah tersebut pada pertemuan dengan asisten sekretaris jenderal PBB untuk hak asasi manusia, Ilze Brands Kehris.
Menurutnya, puluhan sekolah dasar etnis Hungaria di Ukraina terancam ditutup karena tidak sesuai dengan undang-undang pendidikan yang diberlakukan oleh rezim Kiev.
Kerjasama Militer China-Rusia Bikin Negara Barat Terancam, Begini Reaksi Vladimir Putin
“Saya menjelaskan kepada Ilze Brands Kehris… bahwa Hongaria tidak akan dapat mendukung [tawaran] transatlantik Ukraina dan integrasi Eropa dalam keadaan apa pun selama sekolah Hongaria di wilayah Transcarpathia berada dalam bahaya,” kata Szijjarto dalam postingan Facebook pada Jumat (24/3).
Menurut laporan media, pemerintah Ukraina tidak memperbolehkan etnis minoritas untuk menggunakan bahasa asli mereka, sejak tahun 2017 atau di masa pemerintahan Presiden Pyotr Poroshenko. Pada tahun 2018, Ukraina bahkan melarang diajarkannya bahasa Rusia, Rumania, Polandia maupun Hungaria di sekolah menengah.
Pada tahun 2019, Komisi Venesia Dewan Eropa mengkritik Undang-Undang Bahasa Negara Ukraina, dengan mengatakan bahwa undang-undang tersebut “gagal mencapai keseimbangan antara memperkuat bahasa Ukraina dan melindungi hak linguistik minoritas”.
“Selama delapan tahun terakhir, kami terus menerima janji dari otoritas Ukraina bahwa mereka akan menyelesaikan masalah ini, tetapi mereka sebenarnya tidak melakukan apa-apa,” katanya.
Tercatat, sedikitnya ada 156.000 orang etnis Hungaria yang saat ini tinggal di Ukraina, dimana sebagian besar diantaranya berada di wilayah barat Transcarpatia. Selain itu, Ukraina juga merupakan rumah bagi sekitar 150.000 etnis Rumania dan lebih dari 250.000 orang etnis Moldova.
Rusia Siap Posisikan Senjata Nuklir Taktis di Wilayah Belarusia, Pertanda Apa?
