JAKARTA, JITUNEWS.COM - Jepang membeli minyak mentah asal Rusia dengan harga USD 68,5 per barel pada bulan Februari 2023 kemarin. Hal tersebut dilaporkan oleh media Rusia, TASS, mengutip perhitungan berdasarkan statistik dari Kementerian Keuangan Jepang.
Harga tersebut jelas sudah melampaui aturan batas harga atas untuk komoditas minyak mentah Rusia (senilai USD 60 per barel) yang ditetapkan oleh negara-negara G7, termasuk Jepang sendiri, pada Desember 2022 lalu.
Menurut laporan TASS, selama bulan Februari 2023 kemarin, importir Jepang tercatat membeli sebanyak 232.700 barel minyak dari Rusia dengan nilai total mencapai 2,125 miliar yen atau setara dengan USD 15,945 juta. Dengan demikian, importir Jepang tersebut membeli minyak Rusia dengan harga USD 68,5 per barel, yang artinya USD 8,5 diatas batas harga yang sudah ditetapkan oleh G7.
Rusia Bakal Terus Gunakan Cara Militer untuk Capai Tujuannya di Ukraina
Aturan batas harga atas untuk komoditas minyak Rusia sendiri diberlakukan sebagai bentuk sanksi atas operasi militer khusus yang dilancarkan oleh Rusia terhadap Ukraina.
Menurut aturan yang juga disetujui oleh Uni Eropa serta Australia tersebut, seluruh perusahaan dari negara-negara Barat, atau negara yang mendukung aturan itu, dilarang membeli minyak Rusia kecuali dengan harga dibawah USD 60 per barel.
Sebelumnya, pada awal Maret ini Juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa jika dilihat dari perkembangan harga minyak di pasar global, aturan batas harga atas untuk komoditas minyak Rusia pada prakteknya tidak ada.
"Di satu sisi, mereka [negara-negara G7] telah menetapkan batasan harga, dan di sisi lain, tampaknya batasan harga itu tidak ada," kata juru bicara Kremlin tersebut, dikutip dari Sputniknews.
Ia menegaskan bahwa Rusia tidak akan menjual minyaknya kepada pihak yang mendukung aturan tersebut karena hanya merugikan Rusia.
"Di sisi lain, kami, tentu saja, telah mengambil tindakan kami sendiri. Dan, tentu saja, kami tidak mengakui batasan harga apa pun... Kami bekerja agar sistem ini tidak merugikan kepentingan kami sendiri," kata Peskov.
Rusia Sebut AS Ingin Bikin Perang di Asia dengan Bentuk Aliansi AUKUS