JAKARTA, JITUNEWS.COM - Wakil Kepala Komite Pusat Partai Buruh Korea Utara, Kim Yo-jong, pada Senin (6/3) mengatakan bahwa negaranya akan menganggap setiap tanggapan militer potensial oleh Amerika Serikat terhadap uji coba nuklir strategis Pyongyang sebagai deklarasi perang.
Peringatan tersebut ia sampaikan sebagai tanggapan atas pernyataan Komandan AS di Kawasan Indo-Pasifik yang pada 24 Februari kemarin mengatakan bahwa jika Korea Utara meluncurkan rudal balistik ke arah Samudra Pasifik, maka rudal itu akan segera ditembak jatuh.
“(Kegiatan militer AS) itu akan dipandang sebagai deklarasi perang yang jelas melawan Korea Utara, jika reaksi seperti pencegatan rudal terjadi sebagai tanggapan atas uji senjata strategis kami yang dilakukan tanpa mengancam keamanan negara-negara tetangga, di perairan terbuka dan udara di luar yurisdiksi AS," kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan, dikutip Jitunews dari media Korea Utara, KCNA.
China Yakin Virus Covid-19 Berasal dari Amerika Serikat
Kim Yo-jong yang juga merupakan adik perempuan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un itu mengatakan bahwa tidak pantas mendengar kecaman dari Amerika Serikat, yang juga kerap melakukan uji coba senjata.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga menilai bahwa latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.
"Ancaman perang nuklir di semenanjung Korea menjadi nyata karena tindakan AS dan Korea Selatan yang tidak bertanggung jawab," kata pemerintah Korea Utara.
Belakangan ini, AS dan Korea Selatan tercatat beberapa kali menggelar latihan militer gabungan di dekat wilayah Korea Utara. AS bahkan mengirim pesawat pembom nuklirnya, B-52H untuk ikut serta dalam latihan simulasi perang melawan Korea Utara tersebut.
Moskow Sebut Aturan Batas Harga untuk Minyak Rusia Gagal Diimplementasikan