SOLO, JITUNEWS.COM — Malam Tirakatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 dan Sarasehan 5 Rektor Pers Sehat Masyarakat Bermartabat digelar di Monumen Pers Nasional, Solo, Rabu (8/2/2023). Kegiatan itu berlangsung semarak, namun tetap khidmat.
Lima rektor yang hadir di antaranya Rektor UNS, Prof. Dr Jamal Wiwoho; Rektor Unisri, Prof. Dr Sutoyo; Wakil Rektor ISI, Dr. Bambang Sunarto; Rektor Uniba, Dr Amir Junaidi; Rektor UMS, Prof. Sofyan Anif. Kelimanya memberikan pencerahan secara akademis kepada awak media.
Ketua Dewan Penasehat PWI Surakarta, Begog D Winarso pun membagikan tulisan dari hasil kontemplasinya dalam menyoroti dunia pers kekinian, "Kidung Portal Berita Online".
Potong Anggaran Belanjanya Tahun 2016, Kemristekdikti Alokasikan untuk Tambah Beasiswa
Jamal Wiwoho angkat bicara dengan mengutip filsuf Prancis yang lebih dikenal dengan nama Montesquieu.
Menurut Montesquieu, kata Jamal, ajaran Trias Politica dimana pemerintahan negara mengharuskan tiga jenis kekuasaan. Ketiga kekuasaan itu tidak bisa dipegang oleh satu tangan, melainkan terpisah, yakni eksekutif, yudikatif dan legislatif.
Namun seiring perkembangan zaman, perlu adanya kekuatan kontrol sosial yakni pers atau media massa.
"Jadi fungsi pers, wartawan sangat strategis untuk melakukan kontrol terhadap 3 pilar eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dan kini jelang tahun politik 2024 kekuatan pers yang harusnya netral, independen bisa ditarik ke kanan atau ke kiri," papar Jamal.
Jamal lantas menanggapi pertanyaan Begog terkait fenomena media massa dimiliki dan dikelola oleh ketua umum partai politik.
"Saya terus terang prihatin kalau mendengar ada wartawan yang partisan. Berpihak pada salah satu partai politik atau wartawan jadi tim sukses calon kepala daerah atau calon legislatif. Apalagi kalau pemilik media massa adalah sekaligus menjabat ketua partai politik, tentu wartawannya pun bakal kena konsekuensi hanya berpihak pada ideologi partai politik dan selera politik ketua parpol sekaligus pemilik media itu," jelas Jamal.
Sementara itu, Sofyan Anif mengatakan sumber daya wartawan harus terus meningkatkan profesionalisme. Ia berharap wartawan juga bisa beradaptasi dengan teknologi yang majunya terlampau pesat.
"Wartawan itu seperti dosen harus terus menambah ilmu pengetahuan dan keterampilannya. Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi berkembang pesat, wartawan pun harus adaptif menyesuaikan diri apalagi di era digital serta disrupsi 4.0 dimana terjadi revolusi platform media. Nilai-nilai lama ditinggalkan sementara nilai-nilai baru masih gamang untuk dioperasionalkan," terang Sofyan Anif.
Lalu, Sutoyo, Bambang Sunarto, dan Amir Junaidi senada mengingatkan agar seluruh insan pers harus bisa memposisikan diri sebagai pers yang objektif dan independen, terlebih menjelang tahun politik.
"Memang mendekati ranah politik, apalagi nanti pada saat masuk tahun politik, godaan banyak, artinya bahwa berita-berita yang disampaikan kadang-kadang memang berpihak karena memenuhi pesan sponsor, kalo itu terjadi, maka prinsip objektif, independen dan bertanggung jawab itu tidak bisa terpenuhi," kata Sutoyo.
Oleh karena itu, Sutoyo berharap agar insan pers memiliki jati diri dalam mengimplementasikan peran pers.
Tingkatkan Produktivitas Masyarakat, Menristekdikti Terus Kembangkan Teknologi Berbasis Digital