JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri luar negeri Suriah Faisal Mekdad mendesak negara-negara Eropa untuk mengirim bantuan ke negara tersebut setelah wilayahnya diguncang gempa berkekuatan 7.7 magnitudo pada Senin (6/2).
Dilansir dari Sky News, Mekdad mengatakan kebijakan sanksi yang dijatuhkan terhadap pemerintah Suriah oleh Inggris dan AS bukanlah alasan bagi negara-negara barat untuk tidak mengirimkan dukungan kemanusiaan bagi negara Timur Tengah itu.
Pejabat Suriah telah lama berpendapat bahwa sanksi Barat telah merusak upaya rekonstruksi negara tersebut usai dihantam perang saudara selama 12 tahun. Tetapi AS dan negara-negara Eropa mengatakan pihaknya tetap memberlakukan kebijakan sanksi meski perang di Suriah sudah mereda. Menurut mereka, sanksi bertujuan untuk menekan pemerintah Suriah ke dalam proses politik yang dapat mengakhiri konflik.
Pasca Gempa, Pakar Peringatkan Bahaya Tanah Longsor Ancam Wilayah Turki
Suriah sangat membutuhkan bantuan internasional untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa. Para ahli juga mengatakan bahwa negara tersebut sudah menghadapi krisis kemanusiaan sebelum gempa terjadi.
Sejak gempa melanda pada hari Senin, lebih dari 40 negara telah berjanji untuk mengirim bantuan - termasuk tim SAR - ke Suriah dan Turki.
Namun, sebagian besar dari negara-negara tersebut hanya memberikan bantuan ke Turki, dan hanya PBB dan segelintir negara saja yang mengirimkan dukungan ke Suriah. Namun, masalah logistik dan jalan raya di Suriah yang hancur membuat proses pengiriman bantuan kemanusiaan menjadi terhambat.
Madevi Sun-Suona, juru bicara PBB, mengatakan beberapa jalan yang akan digunakan untuk mengangkut bantuan yang sangat dibutuhkan "rusak" atau "tidak dapat diakses".
"Ada masalah logistik yang perlu diselesaikan," kata Sun-Suona.
"Kami tidak memiliki gambaran yang jelas kapan itu akan dilanjutkan," tambahnya.
Pemerintahan Bashar Assad Dituduh Lancarkan Serangan Bom terhadap Wilayah Suriah yang Terdampak Gempa