JAKARTA, JITUNEWS.COM - Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki pada hari Senin (6/2) menyebut Uni Eropa sudah membiarkan dirinya menjadi ketergantungannya pasokan energi Rusia, sama seperti seorang pecandu narkoba.
Berbicara di sebuah konferensi di Warsawa tentang upaya untuk mendukung Ukraina, Morawiecki mengatakan bahwa Uni Eropa sejak lama sudah terpikat pada sumber daya alam Rusia, dan Moskow melakukan yang terbaik untuk memfasilitasi kecanduan tersebut.
“Pedagang selalu memberikan dosis pertama secara gratis atau sangat murah sehingga pecandu datang lebih banyak dan setuju berapa pun harganya,” kata Morawiecki dikutip Jitunews dari Russia Today.
Rusia dan Amerika Serikat Siap Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Turki
Akibatnya, lanjutnya, kontrak gas dengan Rusia "ternyata merupakan pakta di mana Eropa menjual jiwanya". Menurutnya, Eropa “begitu mudah dirayu" bukan melalui “kemampuan iblis” Rusia, melainkan karena kelemahannya sendiri.
Pada saat yang sama, Morawiecki mengatakan konflik Ukraina telah menyadarkan banyak negara “dari tidur geopolitik mereka.”
Menurutnya, saat pertempuran antara Ukraina dan Rusia berkecamuk, negara-negara Barat berdiri di persimpangan jalan: “entah untuk kemenangan Rusia dan kekalahan Barat, atau kebangkitan peradaban Barat,” tegasnya.
“Hari ini tidak cukup bagi kita untuk berbicara tentang membangun kembali Eropa, hari ini kita harus memikirkan tentang membangun kembali Eropa sehingga perdamaian dan keamanan menjadi landasan permanen untuk pembangunan selama beberapa dekade,” tegas Morawiecki.
Sejak dimulainya operasi militer Moskow di Ukraina pada Februari 2022, Uni Eropa telah berkomitmen untuk sepenuhnya melepaskan diri dari energi Rusia pada tahun 2030. Uni Eropa bermaksud untuk meningkatkan penggunaan energi hijau dan mengamankan pasokan minyak dan gas yang berasal dari negara selain Rusia. Secara khusus, blok tersebut terpaksa mengimpor gas alam cair (LNG) dari AS meski harganya jauh lebih mahal dengan jumlah pasokan yang terbatas.
Presiden Turki Umumkan Status Darurat selama Tiga Bulan di 10 Provinsi Terdampak Gempa