JAKARTA, JITUNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa keputusan sejumlah negara NATO untuk mengirimkan tank kepada Ukraina merupakan langkah yang mengandung resiko tinggi, yang tidak akan membantu menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina.
“Saya pribadi tidak bisa mengatakan bahwa pengiriman tank akan menyelesaikan masalah ini,” kata Erdogan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita TRT, pada Rabu (1/2).
“Ini adalah upaya berisiko tinggi dan hanya akan melapisi kantong para cukong senjata,” tambahnya.
Erdogan menegaskan bahwa Turki akan berusaha melanjutkan pembicaraan dengan Rusia dan Ukraina, untuk mencapai kesepakatan soal penyelesaian konflik.
Soal Pengiriman Senjata ke Ukraina, Presiden Austria: Kami Tidak Melihat Kemungkinan
Sebelumnya pada hari itu, Jerman dan beberapa negara NATO lain sudah mengumumkan akan mengirim belasan bahkan puluhan unit tank Leopard 2A4 kepada Ukraina, yang tengah terlibat pertempuran dengan pasukan Rusia.
Selain itu, Amerika Serikat juga telah berjanji untuk mengirim 30 hingga 50 unit tank M1 Abrams. Hanya saja, sejauh ini masih belum jelas kapan pengiriman akan dilakukan.
Sementara itu, Rusia telah berulang kali meminta negara-negara Barat untuk berhenti mengirim senjata kepada Ukraina, dengan alasan bahwa senjata tersebut hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah.
Para pejabat Rusia juga mengatakan bahwa dengan menyediakan tank berat ke Kiev, maka NATO sudah terlibat secara langsung dalam konflik tersebut.
Disebut Ingin Gabung NATO, Presiden Serbia: Tidak Masuk Akal