JAKARTA, JITUNEWS.COM- Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo menyoroti Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengusulkan anggaran subsidi kedelai Rp1.000 per kilogram (Kg) diberikan langsung kepada importir untuk menekan harga yang tinggi di tingkat perajin tahu dan tempe. Pasalnya, ia menilai mekanisme subsidi kedelai saat ini dipandang rumit atau berbelit-belit.
Firman meminta kepada Pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan (Mendag) agar tidak sembrono membuat kebijakan subsidi, apalagi kepada importir kedelai ini akan menyakiti hati masyarakat kususnya petani kedelai.
"Indonesia sebuah negara berpenduduk besar apalagi dalam situasi dan kondisi ekonomi sulit seperti ini jangan latah atau begitu mudah memberikan subsidi-subsidi kepada komoditas pertanian. Apalagi, subsidi itu akan diberikan kepada pelaku importir. Ini akan menimbulkan sebuah resiko dan dampak psycologis serta kecemburuan sosial yang luar biasa, dari masyarakat. Importir itu harusnya diatur tentang hak dan kewajibannya," kata Firman dalam siaran pers yang diterima Jitunews.com, Senin (30/1/2023).
Harga Kedelai Melambung, Fahri: Mumpung Pandemi, Stop Impor
Kalau bicara kedelai, Firman menuturkan, memang petani lokal ini belum bisa memenuhi kebutuhan nasional. Akibat daripada pertumbuhan dan kemajuan sektor industri menggunakan bahan baku kedelai sudah semakin meningkat baik itu untuk kebutuhan dalam negeri dengan jumlah penduduk yang besar serta budayanya makan tahu dan tempe sebagai makanan utama dan juga kebutuhan bahan baku industri untuk ekspor semakin meningkat.
Oleh karena itu, konsep kebijakan memberikan subsidi kepada pengusaha importir sangat tidak tepat untuk pelaku usaha. Karena mereka sebagai importir harus diatur agar tidak mengambil keuntungan belebihan sebagai pebisnis tentunya sudah mempunyai hitung-hitungan berapa keuntungan wajar harus diperoleh dan jangan beralih menolong pengrajin tahu dan tempe agar mampu membeli kedelai dengan harga terjangkau itu kewajiban pemerintah untuk mengaturnya dan jangan mengambil jalan pintas pengusaha importir itu diberikan subsidi.
"Subsidi itu harus kepada rakyat atau petani lokal seperti petani supaya lebih semangat u tuk menanam kedelai seperti di Grobogan yg mempunyai varitas dan menghasilkan kedelai konon katanya no satu didunia seperti hasil penelitian telah dilakukan oleh salah seorang doktor bernama Jhonatan dari Inggris itu. Dan itu harus dikembangkan dan dilakukan oleh pemerintah agar produksi meningkat dengan harga keekonomisan petani yg haus dikembankan," ujar politikus Partai Golkar ini.
BUMN Pangan Diminta Proaktif Atasi Masalah Kedelai, PKS: Ketahanan Pangan Kita Sangat Rentan