JAKARTA, JITUNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mendesak pemerintah Swedia saat ini untuk terus mempertahankan komunikasi dengan negara-negara Muslim, yang belakangan ini murka karena aksi pembakaran Alquran oleh Rasmus Paludan, salah satu tokoh politik garis keras Swedia-Denmark.
Dilansir dari Sputniknews pada Sabtu (28/1), Andersson mengatakan bahwa PM Swedia saat ini, Ulf Kristersson, telah menekankan perlunya untuk tetap berhubungan dengan Turki. Namun, menurutnya, juga sangat penting bagi Swedia untuk menjelaskan kepada negara-negara Muslim lain mengenai aturan hukum yang berlaku di Swedia.
Pernyataan tersebut muncul ditengah aksi protes yang berlangsung di negara-negara muslim, baik di Timur Tengah dan Asia, yang menentang aksi pembakaran kitab suci Al Qur'an oleh Rasmus Paludan.
Kecam Rencana AS Kirim Tank ke Ukraina, Korut: Penjahat Kelas Kakap
Paludan, yang merupakan pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, telah berulang kali membakar Al-Qur'an di Swedia, dengan aksi terbarunya dilakukan di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Meski dia mendapat izin yang relevan dari pihak berwenang, namun aksinya tersebut dikecam oleh Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson yang menyebutnya sebagai tindakan "tidak sopan". Namun, Kristensson mengakui bahwa pembakaran Al Qur'an itu tidak melanggar hukum negara.
Sementara itu, Pemerintah Turki mengutuk tindakan itu, dan menyebutnya sebagai "serangan keji" terhadap kitab suci dan "contoh lain dari Islamofobia dan gerakan rasis dan diskriminatif di Eropa."
Menanggapi tindakan tersebut, Ankara bahkan menghentikan negosiasi tentang aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO. Ankara juga membatalkan rencana perjalanan Menteri Pertahanan Swedia Pål Jonson ke Turki setelah insiden itu.
Meskipun demikian, Paludan justru berjanji untuk mengulangi aksinya setiap hari Jumat sampai Turki mengijinkan Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Selama beberapa minggu terakhir, hubungan antara Turki dan Swedia memburuk secara drastis. Selain pembakaran Alquran, aktivis Kurdi di Swedia menggantung patung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Stockholm, sementara sebuah surat kabar Swedia mengadakan kontes kartun yang mengejek pemimpin Turki tersebut.
Deklarasikan Perang Melawan Rusia, Annalena Baerbock Dinilai Tak Pantas jadi Menlu Jerman