JAKARTA, JITUNEWS.COM - Kenaikan biaya haji 2023 dari Rp39,8 juta menjadi Rp69 juta dianggap memberatkan calon jemaah. Kenaikan yang hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya itu juga dianggap berat oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri).
Sekjen Amphuri, Farid Ajiawi, mengatakan calon jemaah haji menyetor dana awal Rp25 juta. Sedangkan sisanya akan dilunasi setelah biaya haji resmi diumumkan oleh pemerintah.
"Mereka Rp25 juta setor awal, namun pelunasannya ya dikurangi (setoran awal). Berarti Rp44 juta, lumayan berat karena kalau kemarin kan pelunasannya sekitar Rp10 juta," kata Farid, dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (20/1/2023).
Turunkan Biaya Hidup Jemaah Haji 2023 Jadi 1.000 Riyal, Menag: Jaga Stabilitas Kurs Rupiah
Tak hanya memberatkan calon jemaah, kenaikan biaya haji 2023 itu juga bisa mempengaruhi kuota haji. Hal ini dikarenakan adanya kekosongan kuota karena calon jemaah tidak mampu melunasinya.
"Kekosongan kuota ini harus terserap. Kalau kekosongan kuota tidak terserap, maka akan jadi catatan pemerintah Arab Saudi sehingga tahun depan kuota kita bisa dikurangi," jelas dia.
Akan tetapi, Farid menganggap kenaikan biaya haji 2023 ini merupakan hal wajar karena sudah 10 tahun nilainya sama. "Kenaikan harga yang sekarang menjadi 70 persen ditanggung jemaah menurut kami adalah hal yang wajar karena sudah 10 tahun nilainya sama. Pemerintah melakukan penyesuaian," pungkas dia.
Kemenag Usul Biaya Haji 2023 Naik Jadi Rp69 Juta, Lebih Mahal Namun Disebut Paling Logis