Jitunews.Com
18 Januari 2023 18:05 WIB

Kebijakan Sanksi dan Konflik Bahayakan Perekonomian Global, IMF: Negara Berkembang Akan Semakin Tertinggal

IMF memperkirakan jika negara-negara di dunia akan mengalami penyusutan PDB sebagai dampak dari meningkatnya biaya hidup, tingkat utang yang tinggi dan ketegangan geo-politik

IMF (reuters)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa meroketnya biaya hidup, tingkat utang yang tinggi serta ketegangan geopolitik di seluruh dunia dapat membuat perekonomian global menderita kerugian mencapai 7 persen dari PDB .

Menurut laporan yang dirilis oleh IMF pada hari Minggu (15/1), sanksi dan pembatasan perdagangan yang meningkat dapat mengakibatkan "fragmentasi geo-ekonomi".

IMF menjelaskan bahwa biaya fragmentasi perdagangan jangka panjang bervariasi dari 0,2% hingga hampir 7% dari penghasilan global, yang kira-kira merupakan gabungan dari pendapatan tahunan Jerman dan Jepang.



Presiden Komisi Eropa Minta Negara Barat Kirim Senjata Canggih ke Ukraina, Rusia: Termasuk Senjata Nuklir?

“Jika decoupling teknologi ditambahkan ke dalam campuran tersebut, beberapa negara dapat mengalami kerugian hingga 12% dari PDB,” jelas IMF dalam laporannya, dikutip Jitunews dari RT.com.

Laporan tersebut menyoroti bahwa, selain pembatasan perdagangan dan hambatan penyebaran teknologi, fragmentasi dapat dirasakan melalui pembatasan migrasi lintas batas, berkurangnya aliran modal, dan penurunan tajam dalam kerja sama internasional “yang membuat kita tidak dapat mengatasi tantangan dari dunia yang lebih rawan goncangan.”

Menurut IMF, dampak fragmentasi akan berbeda, dimana konsumen berpenghasilan rendah di negara maju akan kehilangan akses ke barang impor yang lebih murah.

“Ekonomi pasar terbuka yang kecil akan sangat terpukul. Sebagian besar negara Asia akan menderita karena sangat bergantung pada perdagangan terbuka,” tambahnya.

Lebih lanjut, IMF memperkirakan jika negara berkembang tidak akan lagi mendapat manfaat dari “tumpahan teknologi” yang telah mendorong pertumbuhan produktivitas dan standar hidup.

"Alih-alih mengejar tingkat pendapatan ekonomi maju, negara berkembang akan semakin tertinggal," tukasnya.

Tentara AS Curi Minyak Suriah, China: Kelakuan Bandit Semacam itu Memperparah Krisis Energi
Halaman:
  • Penulis: Tino Aditia

Rekomendasi

 

Berita Terkait