JAKARTA, JITUNEWS.COM - Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin, pada Jumat (2/12) mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah menunjukkan bahwa Eropa terlalu bergantung pada Amerika Serikat untuk keamanannya sendiri.
Berbicara di sebuah forum di Sydney, Australia, Marin menganjurkan peningkatan kemampuan pertahanan Eropa, termasuk produksi senjata.
"Saya harus sangat jujur kepada Anda, Eropa tidak cukup kuat saat ini. Kita akan berada dalam masalah tanpa Amerika Serikat," katanya, dikutip Reuters.
Uni Eropa Minta China Gunakan Pengaruhnya untuk Hentikan Konflik Rusia-Ukraina
Dia menambahkan bahwa dirinya telah berbicara dengan banyak politisi AS terkait kekhawatirannya tersebut.
"Amerika Serikat telah memberikan banyak senjata, banyak bantuan keuangan, banyak bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan Eropa belum cukup kuat," tambahnya.
"Kita harus memastikan bahwa kita sedang membangun kemampuan itu ketika menyangkut pertahanan Eropa, industri pertahanan Eropa," lanjutnya.
Dalam pidatonya baru-baru ini di Helsinki, Marin mengatakan Eropa juga terlalu bergantung pada China dalam hal teknologi dan harus berinvestasi lebih banyak di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.
Sementara itu, aliansi pertahanan pimpinan AS, NATO, telah berulang kali mengatakan bahwa, meskipun mendukung Ukraina secara militer, bukan berarti mereka terlibat langsung dalam konflik Ukraina-Rusia.
Namun, pada hari Kamis (1/12), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menganggap Washington dan NATO sudah berpartisipasi langsung dalam konflik tersebut.
Lavrov juga mengatakan bahwa Moskow tidak memerlukan tatanan keamanan seperti Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
Ia juga menuduh para pemimpin Uni Eropa membiarkan AS mendikte kebijakan mereka, dan menyerahkan kepentingan Uni Eropa kepada Washington.
"Negara Barat sudah mencoba membangun arsitektur keamanan [di Eropa] tanpa Rusia dan Belarusia. Kami tidak butuh (tatanan) keamanan seperti itu,” kata Lavrov dalam sebuah konferensi virtual, dikutip RT.com.
“Seluruh [arsitektur] keamanan di Eropa sekarang sepenuhnya tunduk pada AS,” imbuhnya.
Rusia Belum Siap Negosiasi dengan AS soal Penyelesaian Konflik Ukraina, Ini Alasannya