Jitunews.Com
26 November 2022 12:43 WIB

Pos Militer AS di Suriah Dihantam Rudal, Ulah Turki?

Serangan rudal terhadap sebuah pos militer AS di Suriah terjadi saat Turki tengah menggelar serangan udara terhadap kelompok teroris di wilayah Suriah Utara

Ilustrasi Serangan Udara (istimewa)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Komando Pusat Militer AS (CENTCOM) melaporkan bahwa sebuah pos tentara AS di Suriah dihantam roket pada Jumat (25/11). Mereka mengutuk pihak yang melancarkan serangan tersebut karena sudah merusak "stabilitas yang diperoleh dengan susah payah" di kawasan itu.

Dalam sebuah pernyataan, CENTCOM mengatakan bahwa setidaknya dua rudal sudah menghantam "pangkalan patroli" AS di dekat kota al-Shaddadi di Suriah timur laut pada Jumat malam. Hanya saja, lembaga itu tidak memberikan rincian tentang siapa yang mungkin melakukan serangan itu atau jenis rudal yang digunakan.

"Serangan itu tidak mengakibatkan cedera atau kerusakan pada pangkalan atau properti koalisi," demikian pernyataan CENTCOM, dikutip Russia Today.



Mantan Kanselir Jerman Sudah Tahu jika Konflik Ukraina-Rusia Bakal Terjadi

Juru bicara CENTCOM Joe Buccino menambahkan bahwa serangan semacam ini membahayakan pasukan koalisi AS dan penduduk sipil, serta merusak stabilitas dan keamanan Suriah dan kawasan yang diperoleh dengan susah payah.

Serangan roket hari Jumat terjadi hanya beberapa hari setelah Pentagon menyuarakan "kekhawatiran mendalam" tentang operasi militer yang digelar oleh Turki di Suriah Utara dan Irak Utara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa negaranya akan melanjutkan operasi militer tersebut hingga seluruh kelompok teroris yang mengancam keamanan nasional Turki berhasil dibasmi.

“Tidak peduli dengan siapa kelompok teroris itu berkolusi, Turki akan selalu meminta pertanggungjawaban mereka atas setiap tetes darah yang mereka tumpahkan,” kata Erdogan.

Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, sebelumnya juga menegaskan bahwa Ankara hanya menargetkan teroris dan bahwa “tidak mungkin bagi kami untuk menyakiti pasukan koalisi atau warga sipil.”

Sejak Minggu (20/11), Ankara telah melakukan serangan udara dan artileri, yang dijuluki Operasi Claw-Sword, di Suriah utara dan Irak. Sasaran serangan tersebut adalah milisi Kurdi yang dianggap bertanggung jawab atas serangan teroris 13 November di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai 81 orang.

Sementara itu, pasukan Amerika Serikat diketahui sudah lama bekerja sama dengan para pejuang Kurdi dalam melawan organisasi teroris ISIS di Suriah, di bawah payung milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF). AS juga mempertahankan sekitar 900 tentara di timur laut Suriah meskipun hal tersebut menghadapi kecaman dari pemerintahan Bashar al Assad di Damaskus.

SDF menegaskan bahwa Washington memiliki "kewajiban moral" untuk mencegah kemungkinan serangan darat oleh sekutu NATO-nya, Turki.

AS Kecam Operasi Militer Turki di Suriah, Erdogan: Tidak Peduli
Halaman:
  • Penulis: Tino Aditia

Rekomendasi

 

Berita Terkait