JAKARTA, JITUNEWS.COM - Sekretaris Majelis Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif menyebut kritikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait aksi 411 seperti peribahasa 'anjing menggonggong kafilah berlalu. Ia menilai PBNU tidak paham dengan aksi yang digelar oleh pihaknya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Jakarta Muhamad Ainul Yakin meminta PA 212 tidak reaktif saat menerima kritikan. Ia menilai reaksi yang berlebihan justru menunjukkan bahwa kelompok tersebut senang jika ada kegaduhan.
"Semakin reaktif mereka terhadap imbauan baik seperti yang disampaikan PBNU terkait dengan politik identitas menunjukkan kelompok-kelompok yang mungkin memang senang jika negara gaduh dan sesama anak bangsa berantem," kata Yakin dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/11/2022).
Tanggapi Kritikan PBNU, PA 212: Kami Jauh dari Kepentingan Politik Praktis
Ia meminta agar PA 212 tidak merasa sebagai kelompok yang hebat. Ia mengingatkan bahwa kegaduhan hanya akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Tidak usah merasa paling benar dan paling hebat, membuat kegaduhan hanya akan merugikan kita semua, apalagi jika sampai mencederai rasa persaudaraan antar-anak bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Ansor DKI Jakarta berkomitmen untuk menjaga kedamaian di ibu kota terutama menjalang Pemilu 2024.
"Ansor DKI Jakarta akan terus berkomitmen merawat kerukunan dan kedamaian di Jakarta ini, kami mengajak seluruh pihak menjelang tahun politik ini menahan diri dan tidak membuat ucapan atau gerakan yang memicu kegaduhan. Berapa pun harganya akan kami bayar untuk menjaga stabilitas di Jakarta," pungkasnya.
Minta Pemerintah Dengarkan Aspirasi PA 212, MUI: Agar Mereka Puas dan Percaya
