Jitunews.Com
27 September 2022 09:10 WIB

Sisi Gelap Dunia Pendidikan Kedokteran, Perundungan Harus Dihentikan

Bullying di pendidikan kedokteran, harus kita stop

FGD IDI Jakarta (Jitunews.com/herumuawin)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI M. Nabil Haroen mengutuk keras perundungan (bullying) yang ada di dunia pendidikan kedokteran.

“Saya mengutuk keras adanya perundungan, bullying di pendidikan kedokteran. Ini harus kita stop," ujarnya saat menjadi pembicara di forum FGD dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah DKI Jakarta di Giesmart Plaza, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (26 September 2022), d

"Kita perlu kerja bersama dan kerjasama untuk membongkar kasus ini, mengevaluasi, sekaligus membenahi proses pembelajaran, praktikum dan kurikulum dalam pendidikan kedokteran, terutama pendidikan spesialis, yang ada selama ini,” ungkap Nabil.



Prihatin Kasus Bully 'Setubuhi Kucing', Jokowi: Ini Tanggung Jawab Kita Semua

Hadir pula dalam forum diskusi ini yakni Ketua Umum PB IDI dr Adib Khumaidi SpOT, Bendahara Umum PB IDI dr Wirawan Jusuf MPH, Ketua IDI Wilayah DKI Jakarta Dr. Aldrin Neilwan Pancaputra, Dr. Slamet Budiarto, SH, Ketua MKEK DKI Jakarta Kolonel Laut (K) Dr. Wiweka, MARS, serta beberapa anggota Polri, TNI, dan dokter dari PB IDI dan IDI DKI Jakarta.

Nabil pun mendapat laporan bahwa ada bullying-bullying yang terjadi sudah berlangsung secara lama bahkan telah dianggap tradisi. Misalnya saja hukuman angkat galon untuk penertiban kedisiplinan, yang kelewatan adalah pelecehan seksual yang masih sering terjadi. Nabil bahkan siap membuktikan kata-katanya, ia memiliki data dan bukti-buktinya.

"Demi mendapatkan ilmu ada yang harus membayar dengan tubuhnya. Ini kan nggak bener. Kalau ada yang membantah saya bisa tunjukkan datanya,” ungkap Nabil.

Menurutnya, perundungan di lingkungan kedokteran itu merupakan kejahatan, oleh sebabnya harus ada solusi hukum serta proses hukum yang jelas dan kongkret hingga tidak ada lagi pihak yang dirugikan.

Dia pun meminta praktik perpeloncoan senior-junior harus dihentikan karena tidak ada manfaatnya. Sementara bagi pelaku kejahatan perundungan harus diproses hukum untuk efek jera dan menghentikan perundungan ini untuk selamanya di lingkungan para dokter.

Lebih lanjut, Anggora DPR RI dari Dapil V Jawa Tengah ini mengajak stakeholder dunia pendidika untuk berkolaborasi, bekerjasama, dan bekerja bersama untuk melakukan perubahan revolusioner agar terjadi perbaikan di dunia pendidikan kedokteran serta ekosistem pelayanan kesehatan pada umumnya.

“Saya yakin selama ini sudah ada perubahan-perubahan di beberapa lembaga, tapi harus ada gerakan masif lebih jauh. Seperti di FKUI, saya komunikasi dengan beberapa dokter dan pengajar di sana, itu sudah ada perubahan signifikan. Tapi kan problemnya masih banyak sekali, kalau perubahan hanya secuil dan terfragmentasi, kan tidak menyelesaikan problem. Jadi, harus ada perubahan revolusioner,” demikian ungkap Nabil.

Nabil Haroen memberi solusi agar ada perubahan signifikan, selain dari keterlibatan aparat penegak hukum dan regulasi yang ada.

“Dari mana mulai perubahan ini? Kampus-kampus fakultas kedokteran ataupun kesehatan, yang menjadi pusat pendidikan bagi para dokter dan tenaga kesehatan harus menyegarkan kurikulumnya, proses pendidikan dari awal hingga menjadi dokter bahkan dokter spesialis, harus direview ulang. Celah dimana perundungan bagi dokter, harus segera ditambal dengan solusi untuk perbaikan,” tegasnya.

Sementara itu Staff Ahli Kapolri Irjen Pol. Adi Derian yang ikut dalam kegiatan sosialisasi Fatwa perundungan (bullying) oleh Majelis Kode Eitik kedokteran IDI wilayah DKI Jakarta yang dihadiri seluruh Dekan FK dan seluruh Direktur RS Pendidikan di Jakarta, berpendapat bahwa perundungan adalah tindakan kejahatan dan layak mendapatkan tindakan hukum yg tegas oleh penegak hukum dlm hal ini Polri.


Menurutnya perundungan dapat dilakukan mulai dari verbal sampai perilaku langsung kejahatan.

"Saya juga bersedia menerima langsung laporan dari korban dan akan penyidikan kasus yang menimpa para dokter muda," imbuh Irjen Adi Derian.

Terakhir, Bendahara Umum IDI sekaligus Wakil Sekretaris MKEK IDI DKI Jakarta dr. Wirawan Jusuf MPH yang juga hadir dalam diskusi mengungkapkan dukungannya terhadap perbaikan pendidikan dunia kedokteran.

Dia menilai dengan adanya perbaikan itu diharapkan pendidikan kedokteran di Indonesia melahirkan dokter-dokter yang handal dan dapat bersaing dengan dokter luar negeri yang dikenal profesional serta para mahasiswanya dapat mempunyai waktu untuk belajar lebih banyak.

"Saat ini saya selaku Wakil Sekretaris MKEK bekerja sama dengan Kepolisian RI dan Mas Nabil salaku Anggota DPR RI Komisi IX berkomitmen untuk melindungi dan menjaga korban yang mau melapor, #ppdsjangantakutlapor," ujar dr Wirawan menutup.

Anak Ferdy Sambo di-Bully Hingga Alami Doxing, Achmad Rifai: Medsos Luar Biasa Menekan
Halaman:
  • Penulis: Khairul Anwar

Rekomendasi

 

Berita Terkait