JAKARTA, JITUNEWS.COM - Juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov pada Selasa (6/9) mengatakan bahwa pemerintah Rusia tidak mengharapkan jika hubungan bilateralnya dengan Inggris akan membaik setelah Liz Truss terpilih menjadi perdana menteri, menggantikan Boris Johnson.
“Sejujurnya, dilihat dari pernyataan yang dibuat Ny. Truss di negara kita ketika dia menjabat sebagai menteri luar negeri dan menjadi kandidat [PM], orang dapat berasumsi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa tidak ada perubahan (dalam hal hubungan Rusia-Inggris) menjadi lebih baik yang dapat diharapkan,” katanya. kepada wartawan.
Peskov juga menolak berkomentar apakah Presiden Vladimir Putin berencana memberikan ucapan selamat kepada Liz Truss atas kemenangannya, dengan mengatakan bahwa lebih baik anda bertanya kepada presiden Rusia sendiri.
Krisis Energi, Menteri Ekonomi Jerman Minta Berlin Tetap Gunakan PLTN
Pada hari Senin, Liz Truss terpilih menjadi perdana menteri Inggris setelah unggul dari pesaingnya, mantan menteri keuangan Inggris Rishi Sunak. Truss menang dengan perolehan suara 57,4% berbanding 42,6%. Kemenangannya tidak mengejutkan karena jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa dia sudah mendapat dukungan luar biasa diantara tokoh parlemen.
Sebagai menteri luar negeri, Truss telah bersikap keras terhadap Rusia dengan mengutuk serangan militer Rusia di Ukraina. Selama kampanyenya, Truss mengklaim bahwa dia telah “menargetkan Rusia dengan sanksi terberat yang pernah dilihat rezimnya.”
Pada akhir Agustus, Kementerian Luar Negeri Inggris juga menyarankan bahwa Rusia “tidak memiliki hak moral” untuk menghadiri KTT G20 di Bali yang dijadwalkan akan digelar pada November mendatang karena “agresinya di Ukraina.”
Israel Akui Tembak Jurnalis Al Jazeera
