Jitunews.Com
18 Januari 2022 17:30 WIB

Irak Sudah Pulangkan 4.000 Warganya yang Terjebak di Perbatasan Belarusia

Pemerintah Irak mengatakan bahwa sudah 4.000 warganya yang berhasil dipulangkan dari perbatasan Belarusia-Uni Eropa

Imigran pencari suaka yang terjebak di perbatasan Belarusia-Polandia (Reuters)

BAGHDAD, JITUNEWS.COM - Pemerintah Irak menyatakan bahwa pihaknya telah memulangkan hampir 4.000 warganya yang terjebak di perbatasan Belarusia dengan sejumlah negara Uni Eropa seperti Polandia, Lithuania dan Latvia dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Irak Fuad Husein pada Minggu (16/1).

Sejak 18 November, pemerintah Irak telah menyediakan “10 penerbangan dari Bagdad ke Belarusia” untuk memulangkan warganya.

“Kami telah dapat memulangkan sekitar 4.000 warga Irak yang terjebak di perbatasan Belarusia dengan Polandia, Lithuania dan Latvia,” katanya dalam konferensi pers, dikutip Al Arabiya.



Jerman Bilang Rusia Akan Menderita jika Serang Ukraina

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmed al-Sahaf kemudian mengatakan kepada AFP bahwa "3.817 migran Irak telah dipulangkan dari Belarus dan 112 dari Lithuania".

Penerbangan umumnya tiba di wilayah otonomi Kurdistan Irak, di mana banyak calon migran berasal, sebelum melanjutkan perjalanan ke Baghdad.

Sahaf mengatakan beberapa warga Irak masih terjebak di Belarus, tetapi "cuaca yang sulit dan lingkungan yang kompleks tidak memungkinkan regu penyelamat untuk menentukan jumlah mereka".

Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis, yang juga bertemu dengan Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi, mengatakan dia ingin "membawa ide-ide kerjasama baru" dengan Irak.

Sejak musim panas lalu, ribuan migran, banyak dari Timur Tengah dan Irak khususnya, telah berupaya melintasi perbatasan Belarusia-Uni Eropa. Mereka terpaksa membangun kemah di wilayah perbatasan karena tidak diijinkan masuk oleh negara-negara Uni Eropa.

Negara barat menuduh gelombang imigran ilegal tersebut sengaja dimanfaatkan oleh pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko sebagai aksi balasan atas sanksi Uni Eropa terhadap Belarusia.

 

Soal Klaim Laut China Selatan, Beijing Tegaskan Tak Ingin Tindas Negara Tetangga
Halaman:
  • Penulis: Tino Aditia

Rekomendasi

 

Berita Terkait