WASHINGTON, JITUNEWS.COM - Badan Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) pada Senin (5/10) menyatakan bahwa virus Covid-19 dapat bertahan dalam waktu lama di udara sehingga penularannya tidak hanya melalui droplet saja, seperti yang diyakini oleh para pakar kesehatan sebelumnya.
CDC juga mengatakan bahwa mereka memiliki bukti jika seseorang dapat tertular virus tersebut meskipun telah menjaga jarak lebih dari dua meter dari penderita COvid-19, terlebih saat berada di dalam ruangan tertutup.
"Kenyataannya adalah penularan melalui udara adalah penyebab terjadinya penyebaran virus dalam kontak jarak dekat," kata para peneliti CDC dikutip dari Channel News Asia pada Selasa (6/10).
Pemimpin Oposisi Belarus Desak Jerman untuk Jatuhkan Sanksi untuk Alexander Lukashenko
Para peneliti mengatakan bahwa partikel virus Covid-19 berupa aerosol dapat bertahan dalam hitungan detik hingga jam di dalam udara, dan dapat berpindah lebih dari dua meter serta berakumulasi di ruang tertutup.
"Sebagai contohnya, penularan dapat terjadi dalam ruangan tertutup atau yang tidak memiliki cukup ventilasi, dimana seringnya berkaitan dengan aktifitas-aktifitas yang menyebabkan seseorang bernafas dengan lebih berat seperti bernyanyi ataupun melakukan olahraga," kata pernyataan CDC dikutip dari CNBC.
"Lingkungan dan aktifitas semacam itu kemungkinan dapat berkontribusi dalam pembentukan partikel-partikel pembawa virus," tambahnya.
Mereka juga mengatakan bahwa pejabat kesehatan publik harus dapat membedakan antara droplet atau cairan yang dikeluarkan saat bersin atau batuk dengan aerosol yang dapat membawa virus dalam jarak yang lebih jauh.
Oleh karenanya, mereka juga meminta petugas kesehatan publik untuk menekankan pentingnya melakukan kegiatan di luar ruangan dan meningkatkan sirkulasi udara di ruang tertutup, bersamaan dengan penggunaan masker dan menjaga jarak fisik atau social distancing.
Donald Trump Minta Orang Amerika Tak Takut dengan Virus Covid-19
